Selasa, 12 Maret 2019

Laga PSG Dan MU Dikotori Oleh VAR


Laga PSG Dan MU Dikotori Oleh VAR - Mantan presiden UEFA, Michel Platini, menyoroti kinerja Video Assistant Referee (VAR) dalam laga 16 besar Liga Champions yang mempertemukan PSG dengan Manchester United. Ia merasa VAR telah merusak semangat sepak bola. (judi bola online)

Laga leg kedua yang berlangsung di Parc des Princes, Paris, hari Kamis (7/3) lalu menjadi momen penting dalam kebangkitan Manchester United, terlebih setelah Ole Gunnar Solskjaer mengambil alih dapuk kepelatihan. Mereka menang dengan skor 3-1.

Dengan kemenangan tersebut, The Red Devils dipastikan lolos ke babak perempat final. Namun, sebagian mata sempat menyoroti hadiah penalti di menit-menit akhir pertandingan, yang kemudian menjadi gol ketiga MU.

Handsball Yang Tidak Disengaja

Beberapa pihak mengklaim bahwa penalti itu sejatinya tak perlu diberikan kepada Manchester United. Pasalnya Presnel Kimpembe, yang kedapatan menyentuh bola dengan tangannya, dianggap tidak melakukannya secara sengaja.

Sejatinya, wasit telah menunjuk pojok lapangan dan memberikan sepak pojok untuk MU. Namun keputusannya berubah setelah berkonsultasi dengan tim VAR. Momen ini kemudian disoroti tajam oleh Michel Platini.

"Pada masa saya menjabat di International Board, saya selalu mencoba mempertahankan permainan dan melindungi para pemainnya. Apa yang terjadi pada hari Rabu [Kamis dini hari] telah mengkonfirmasi omongan saya," tutur Platini kepada Le Journal Du Dimanche.

"Pada kasus ini, pemain Paris [Kimpembe] berbalik dan bola mengenai tangannya. Itu tak disengaja. Wasit telah melakukan tugasnya dengan memberikan sepak pojok, lalu orang-orang memintanya untuk melihat lebih dalam lagi," lanjutnya.

Menentang Teknologi VAR

Platini menegaskan bahwa segala bentuk bola yang mengenai tangan seorang pemain di kotak penalti tidak selamanya menjadi pelanggaran. Dan kejadian itu, diklaim olehnya, telah mengurangi semangat sepak bola.

"Memutuskan bahwa kontak tangan apapun harus dihukum dengan penalti telah menentang semangat sepak bola, menentang permainan itu sendiri," tambahnya.

Sorotan Platini semakin tajam mengarah ke VAR. Ketimbang menyalahkan wasit di lapangan, ia menyasar pada wasit yang menyaksikan tayangan ulang dari layar kaca sebagai pelaku utama kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan.

"Saat kami meminta video, empat orang yang berada dalam ruangan itu lebih peduli untuk melihat tangan ketimbang kesalahan. Sama seperti waktu pemain menyentuh lawan di kotak penalti: Itu berkata, 'ada kontak, jadi penalti'. Tidak, sentuhan tak selamanya pelanggaran," tambahnya lagi.

"Sejak awal, saya menentang VAR sebab, saat saya masih menjadi pemain, saya menyadari bahwa televisi tak selamanya memberi tahu kebenaran di lapangan," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar