Jumat, 31 Agustus 2018

Keputusan Mane Untuk Bersepakbola Sempat Ditentang


Keputusan Mane Untuk Bersepakbola Sempat Ditentang - Penyerang Liverpool, Sadio Mane mengaku keputusannya untuk bermain sepakbola sempat ditentang oleh keluarganya. (agen bola terpercaya)

Mane saat ini bisa dikatakan sebagai salah satu penyerang terbaik di Premier League. Ia membentuk trio yang menakutkan bersama Mohamed Salah dan Roberto Fimino.

Karirnya sendiri dimulai dari sebuah akademi sepakbola yang berada di Senegal, bernama Academie Generation Foot. Setelah itu ia terbang ke Prancis untuk gabung akademi klub Metz.

Mane kemudian hijrah ke Austria, tepatnya ke klub Red Bull Salzburg, pada tahun 2012. Dua tahun bermain di sana, ia kemudian berhasil menarik perhatian Southampton dan mereka memutuskan memboyongnya ke Premier League.

Disarankan Untuk Fokus Sekolah

Karirnya memang menanjak cukup cepat. Ia sekarang mendapat gaji yang besar dan juga menjadi pilar andalan timnas Senegal.

Namun ternyata cerita Mane bisa saja berbeda, jika dahulu ia tak bersikap keras kepala. Sebab dahulu keluarganya tak mendukungnya bermain sepakbola dan memintanya untuk fokus belajar saja.

"Ini saat yang sulit bagi saya ketika saya berada di Senegal, terutama ketika saya masih muda. Saya lahir di sebuah desa, saya dibesarkan di sana, dan mereka tidak suka sepakbola," buka Mane kepada SuperSport.

"Ibu saya, ayah saya dan paman saya lebih suka saya pergi ke sekolah sepanjang waktu dan belajar. Pada waktu itu saya hanya fokus untuk menjadi pemain sepakbola," ujarnya.

"Mereka mengatakan kepada saya 'Bagaimana Anda bisa menjadi pemain sepakbola? Itu tidak mungkin. Desa ini jauh dari Dakar (ibukota Senegal), bagaimana Anda bisa pergi ke sana? Kita bahkan tidak punya keluarga di sana.'"

Tak Pernah Mau Menyerah

Semua hal itu ternyata tak digubris oleh Mane. Ia tetap berlatih dengan tekun demi menggapai impiannya untuk jadi pemain sepakbola.

Ia akhirnya malah memantapkan diri untuk berhenti sekolah. Ia juga tak ciut nyali untuk pergi ke Dakar seorang diri.

"Tapi saya tahu saya akan menjadi pemain sepakbola, saya hanya tidak tahu bagaimana caranya. Itu adalah satu-satunya hal yang saya lakukan, satu-satunya hal yang saya tahu. Selalu latihan, latihan, latihan, latihan," tegasnya.

"Mereka tidak pernah, pernah mencoba untuk membantu saya sampai hari ketika saya meninggalkan sekolah saya, saya berusia lima belas atau enam belas tahun. Saya berkata 'Sekarang sudah cukup, saya harus berhenti sekolah - saya ingin menjadi pemain sepakbola, saya harus fokus'," ucapnya.

"Mereka berkata 'Apakah kamu gila, bagaimana?'. Saya berkata 'saya tidak tahu tapi saya akan pergi ke Dakar, saya tidak kenal siapa pun tetapi saya bisa bermain di jalanan dan semoga seseorang dapat menemukan saya. Saya pikir mereka mengira saya bercanda tetapi suatu hari saya mengemasi semua barang saya, berhenti sekolah dan pergi berangkat. Saya tidak memberi tahu siapa pun kecuali sahabat saya," terangnya.

Eriksson Sebut Timnas Inggris Asuhan Southgate Generasi Emas


Eriksson Sebut Timnas Inggris Asuhan Southgate Generasi Emas - Sven-Goran Eriksson menyebut skuat The Three Lions yang sekarang diasuh Gareth Southgate adalah generasi emas kedua sepakbola Inggris. (judi bola online)

Eriksson dahulu pernah menjadi manajer timnas Inggris. Ia memegang jabatan itu dari tahun 2001 hingga 2006.

Dalam kurun waktu itu, Eriksson sempat menangani skuat timnas Inggrids yang bertabur bintang. Mulai dari Steven Gerrard, Frank Lampard, Wayne Rooney, Rio Ferdinand, hingga David Beckham.

Dengan materi pemain seperti itu, banyak yang menyebut skuat tersebut adalah generasi emas sepakbola Inggris. Sayangnya, meski banyak pemain bagus namun The Three Lions tak bisa meraih gelar juara.

Generasi Emas Yang Kedua

Sekarang ini, skuat Inggris diperkuat oleh sejumlah pemain berkualitas dengan usia yang rata-rata masih muda. Sebut saja Jordan Henderson, John Stones, Raheem Sterling, Dele Alli hingga Harry Kane.

Eriksson terkesan dengan kemampuan para pemain yang ada di tim asuhan Gareth Southgate tersebut. Ia pun menyebut mereka mungkin saja generasi pemain terbaik kedua yang pernah dimiliki timnas Inggris.

"Mungkin ini Generasi Emas kedua," katanya pada Sky Sports. "Jika Anda melihat mereka, mereka adalah pemain penting di Premier League untuk klub berbeda yang mereka perkuat."

"Hampir sebagian besar dari mereka pemain penting di klub mereka dan jika Anda pemain penting di Manchester City, Tottenham, tim mana pun itu, maka Anda adalah pemain yang sangat bagus sekarang ini," terangnya.

Pujian Bagi Harry Kane

Eks manajer Manchester City itu kemudian memberikan pujian pada bomber Tottenham, Kane. Ia yakin Kane akan bisa terus mencetak banyak gol bagi The Three Lions bahkan bisa memecahkan rekor gol Wayne Rooney.

"Ia kuat, ia besar, ia bisa menggiring bola, di dalam kotak penalti pergerakannya fantastis ia sepertinya tahu persis di mana harus berada pada saat yang tepat," ujarnya.

"Jadi, ya kenapa tidak, ia bisa mengalahkan setiap rekor," seru Eriksson.

Timnas Inggris memang tampil memuaskan di beberapa pertandingan internasional. Salah satunta ketika mereka berlaga di ajang Piala Dunia 2018 beberapa waktu lalu. Hal tersebut membuat Harry Kane menjadi salah satu pemain bintang berbakat di ajang tersebut.

Kamis, 30 Agustus 2018

Karius Ingin Lupakan Kesalahannya Dan Bangkit Di Turki


Karius Ingin Lupakan Kesalahannya Dan Bangkit Di Turki - Loris Karius mengaku ingin melupakan blundernya di final Liga Champions 2018 lalu dan berusaha bangkit bersama Besiktas. (agen bola terpercaya)

Final Liga Champions 2018 menjadi mimpi buruk bagi Liverpool dan semua suporternya. Namun bagi Karius, momen itu lebih dari sekedar mimpi buruk baginya.

Pasalnya, ia melakukan blunder fatal di laga itu. Tak cuma sekali tapi dua kali.

Pada akhirnya Liverpool pun kalah telak 3-1 dari Real Madrid. Karius pun menjadi sasaran amarah dan kritikan fans The Reds.

Lupakan Masa Lalu

Momen itu tentu akan sangat sulit dilupakan oleh Karius. Akan tetapi sekarang ia akan berusaha menutup masa lalu yang kelam itu dan bangkit bersama dengan klub barunya, Besiktas.

"Inilah hidup, ini sepakbola," katanya seperti dilansir Goal International. "Jika melihat situasinya - dengan cedera serius juga - bahwa Anda tidak tahu dengan cara apa itu mempengaruhi saya, Anda harus move on."

"Itu adalah hari yang tidak beruntung, tapi itulah sepakbola. Saya tidak berpikir banyak pemain bisa amencapai final Liga Champions. Jika Anda melihat berapa banyak kiper di liga mencapai final Liga Champions, saya tidak tahu. Jadi, itu adalah pencapaian luar biasa," tegasnya.

"Sayangnya, pada hari itu kami tidak beruntung dan itu bukan penampilan terbaik. Tapi ada banyak hal yang datang bersama, insiden itu di masa lalu sekarang dan saya menantikan masa depan," pungkasnya.

Klopp Tak Berani Untuk Bicara

Jurgen Klopp sebelumnya mengaku tak tahu apa yang harus dikatakan pada Karius setelah kegagalan timnya di final Liga Champions 2017/18 Mei lalu.

"Saya adalah pendukung kuat gagasan tutup mulut jika anda tak memiliki kata-kata yang tepat. Dan selain beberapa kata yang menenangkan, saya tak tahu harus mengatakan apa lagi," jelas Klopp dikutip dari tribalfootball.

"Saya tidak punya petunjuk apa yang harus dikatakan."

Loris Karius harus di lempar oleh Liverpool ke Besiktas karena kesalahannya yang membuat tim asuhan Jurgen Klopp tersebut gagal merebut gelar juara ajang Liga Champions musim lalu. Sebagai ganti Karius, The Reds saat ini memiliki Alisson Becker sebagai penjaga gawang utamanya.

Karir Mourinho Tamat MU Kembali Kalah


Karir Mourinho Tamat MU Kembali Kalah - Jose Mourinho dikabarkan bakal dipecat dari jabatannya sebagai manajer Manchester United apabila timnya kalah satu kali lagi. (judi bola online)

Prestasi Mourinho bersama dengan Setan Merah sepertinya menurun sejak musim lalu. Saat itu manajer asal Portugal ini tak bisa mempersembahkan satu gelar pun bagi fansnya.

Namun demikian, United bisa dibawanya finis sebagai runner-up liga. Akan tetapi prestasi MU sepertinya bakal memburuk pada musim ini. Sebab dari tiga pertandingan awal di Premier League, mereka sudah kalah dua kali.

Mereka kalah dari Brighton dan Tottenham. Sementara itu satu-satunya kemenangan didapat dari Leicester City.

Tetap Dipertahankan

Sebelumnya, sempat ada kabar bahwa manajemen MU bersiap mencari pengganti Mourinho. Mereka pun disebut mengincar eks pelatih Real Madrid Zinedine Zidane.

Kebetulan Zidane sendiri saat ini tak terikat dengan klub manapun. Ia masih berlibur usai mengundurkan diri dari Real Madrid.

Akan tetapi manajemen United kemudian disebut membantah kabar itu. Mereka disebut masih mendukung sepenuhnya Mourinho dan tak berniat menggantikannya.

Sudah Berubah Pikiran

Akan tetapi sekarang manajemen MU dikabarkan telah berubah pikiran. Kabar ini dihembuskan oleh Daily Mail.

Media asal Inggris itu menyebut Ed Woodward sudah mulai ragu untuk mempertahankan Mourinho. Ia kemudian disebut masih ingin melihat sekali lagi apakah memang manajer 55 tahun itu layak dipertahankan atau tidak.

Woodward pun disebut akan menunggu hingga akhir pekan ini di pertandingan lawan Burnley. Jika United kalah lagi di Turf Moor, maka Mourinho akan didepaknya dari Old Trafford.

Daily Mail juga menyebut bahwa sekarang ini nama Zidane kembali muncul di Old Trafford. Namanya disebut mulai diperbincangkan oleh para pemain Setan Merah.

Mereka mulai membahas kemungkinan Zidane melatih United. Terlebih sebelumnya ada kabar pelatih asal Prancis itu bersedia melatih Setan Merah.

Selain itu Daily Mail juga menyebut sekarang ini di Old Trafford ada aura yang sama seperti saat sebelum Louis Van Gaal didepak pada tahun 2016 lalu.

Oleh karenanya, pihak manajemen The Red Devils kini tengah mncari solusi untuk memperbaiki penampilan para pemainnya. Kabarnya sudah ada beberapa calon yang akan menggantikan posisi Mourinho di musim ini.



Selasa, 28 Agustus 2018

Perasaan Smalling tak Tentu Karena Jeda Panjang


Perasaan Smalling tak Tentu Karena Jeda Panjang - Chris Smalling kabarnya mengaku bahwa dirinya merasa tak terlalu suka ada jeda antar pertandingan yang saat ini terlalu lama namun merasa sangat senang karena Manchester United jadi mendapat waktu untuk bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik. (agen bola terpercaya)

Di pekan kedua kemarin, United bermain melawan Brighton. Di laga itu mereka dipaksa bertekuk lutut dengan skor 3-2.

Kekalahan itu membuat United dalam posisi tertekan. Banyak pihak yang kemudian mengkritik penampilan Setan Merah.

Jose Mourinho pun tak lepas dari kritikan. Begitu juga dengan beberapa penggawa United.

Jeda Yang Panjang

Menurut Smalling, cara terbaik merespon kekalahan itu adalah dengan segera tanding lagi. Kemudian berjuang untuk meraih kemenangan.

Sayangnya hal itu tak bisa segera direalisasikan oleh penggawa United. Pasalnya ada jeda antara laga lawan Brighton dengan laga lawan Tottenham pada matchday ketiga.

Laga lawan Brighton digelar pada tanggal 19 Agustus. Sementara laga lawan Spurs dilangsungkan tanggal 28 Agustus. Jadi ada jeda delapan hari.

Campur Aduk

Smalling mengaku merasa tak nyaman dengan adanya jeda yang terlalu panjang itu. Namun ia merasa senang karena jeda waktu itu bisa digunakan untuk membenahi permainan timnya.

“Sejujurnya, saya lebih suka pertandingan digelar pada hari Sabtu karena Anda hanya ingin bangkit kembali setelah kekalahan," ucapnya pada situs resmi klub.

“Ini adalah akhir pekan yang panjang tetapi, pada saat yang sama, kami memiliki waktu yang lama untuk mempersiapkan diri menghadapi pertandingan dan kami telah mencoba memanfaatkan hari-hari itu," terangnya.

Smalling tahu bahwa laga lawan Spurs bukanlah laga yang mudah. Akan tetapi ia menegaskan skuat MU dalam kondisi siap tempur.

“Ini pertandingan yang bagus untuk kami miliki. Ketika Anda kalah dalam sebuah pertandingan, pertandingan yang berikutnya lebih penting dari sebelumnya," ucapnya.

“Fakta bahwa itu adalah pertandingan besar di Old Trafford, saat itulah para pemain besar menunjukkan kemampuannya. Kami bertekad untuk siap," tutupnya.

Musim ini, Manchester United masih berusaha untuk bisa tampil konsisten di setiap pertandingan yang mereka ikuti. Namun, Mourinho belum bisa memberikan awal musim yang baik bagi The Red Devils.